Hati itu menjadi gugup dan tertutup.
Kau tak memahami jiwa yang sebenarnya,
ketika kau tak mencoba memahami jiwa itu
bersama angin yang bertup sepoi-sepoi.
Ku tunggu jiwamu.
Ku tunggu jawabanmu.
Kau tak memahami jiwa yang sebenarnya,
ketika kau tak mencoba memahami jiwa itu
bersama angin yang bertup sepoi-sepoi.
Ku tunggu jiwamu.
Ku tunggu jawabanmu.
Meski pun aku
bukan siapanya kau.
Kau menutupi didepan mata,
tetapi hati
menunggu menetralkan jiwamu.
Meski aku bukan siapanya kau.
Meski aku bukan siapanya kau.
Denyutlah
jantungku seperti mawar menyentuhku.
Kau tak memandang dari dekat, kalau tidak,
Kau tak memandang dari dekat, kalau tidak,
ia menagkapmu
bagaikan magnesium
melekat pada
jiwamu tuk selamanya...
Namun aku bukan
siapanya kau.
Kutunggu jiwamu.
Kutunggu jawabanmu.
kalau aku bukan siapanya kau.
Kutunggu jawabanmu.
kalau aku bukan siapanya kau.
Yogyakarta, 4 Desember 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar